Aku, Kamu, Payung Dan Hujan

Tahukah engkau dengan istilah itu? Bukan! Bukan  kondisi yang merujuk tentang  1% genangan 99% kenangan, bukan itu yang kumaksud.
Istilah ini muncul 1,5 tahun yang lalu, disaat aku memutuskan mengakui cinta kala itu. Berfikir berdegubnya jantung  mendengar namamu , berkontak fisik, beradu pandang adalah suatu kosakata yang disebut takdir. Kenapa? Kurasa jika kalian berada diposisiku sekarang, kalian akan berpendapat yang sama.
Aku, kamu, payung dan hujan, aku yakin separuh dari kalian akan berargumen bahwa istilah itu adalah klise romantik yang di idam-idamankan semua orang, tapi tidak denganku. Istilah ini, menggambarkan betapa tak beruntungnya aku dalam hal cinta. Ya! Cintaku bertepuk sebelah tangan. Di penghujung umurku yang mulai tak kecil lagi, dia tetap mencipta memori, kenapa? Jawabannya karena saat aku berusaha membuat benteng cinta darinya, tapi pada kenyataannya dia terus mengabaikanku
Ini salahku karena diawal  tak pernah kuakui perasaanku secara langsung padanya, tapi seharusnya dari situpun aku sadar bahwa jika benar-benar cinta mengapa tak diungkapkan? Mengapa tak berjuang jika benar-benar cinta
Ibarat penggambarannya itu seperti “ padahal aku yang menjadi payung saat kau jatuh tapi mengapa kau terus merindukan hujan?”. Aku ingin mengulur tanganku. Kau menerimanya tapi kau tak paham dengan maksudku. Oh demi Neptunus, apakah cinta benar-benar semenyakit ini?
Tapi setelah ratusan rembulan terhitung sudah, apakah aku salah jika masih mengharapkanmu kembali?
Maaf! Aku terlalu bodoh
Begitupun dengan mu di tahun ini, di kurun jalan yang telah kutempuh ini, Gadis pencipta hasil energi, Aku tak mau berekspektasi lebih  tentang ini. Kenapa? Aku tau semakin kau berada didekatku maka aku akan semakin takut kau pergi, 

Kurasa gadis kecil itu terlalu bodoh untuk tidak menyadari jika selama perjalanan waktu ini ada aku yang selalu mengamatinya bahkan dari jauh. 
Mereka pernah berkata “jika kau sedang mengamati seseorang dengan yakin, maka orang yang akan kau amati 70% akan merasakan keberadanmu”  apa aku yang terlalu berlebihan? Padahal aku sering merasakan seperti itu tapi kenapa dia tak merespon? Berlaga seolah-olah tak tertarik padaku

Oh tuhan saat aku berada di nyaman-nyamannya menyukai seseorang mengapa terabai seperti ini? Malah kenapa orang yang  tak aku sukai justru terus selalu ingin berada didekatku? Ungkapan yang mengatakan bahwa “kau akan menyesal  terus berlari mengarah depan jika kau tak sadar bahwa ada yang sedang menunggumu dibelakang”. Apa aku harus melakukan itu? Hey bagaimana jika kata itu ku berikan juga padanya? menyesalkah dia? Ohft! Rencana tuhan sangat rumit untuk dipahami.

Cerita dari seseorang bernama Difajar Adipramana

Komentar

Postingan Populer